SABAN tahun, 2 September diperingati sebagai Hari Pendidikan Daerah di Aceh. Namun ada yang tahu sejarah tonggak awal dasar pembangunan pendidikan tersebut?
Terhitung awal terbentuknya Provinsi
Aceh pada tahun 1957, beberapa petinggi pemerintahan Aceh seperti Gubernur Ali
Hasjmi, Letnan Kolonel Syamaun Gaharu dan Mayor Teuku Hamzah Bendahara serta
didukung oleh para ulama dan tokoh Aceh lainnya sepakat untuk meletakkan dasar
pembangunan pendidikan Aceh. Read More
Kesepakatan itu melahirkan sebuah
yayasan yang diberi nama dengan Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh atau YDKA pada
21 April 1958. Yayasan itu bertugas menyusun program mendirikan perkampungan
pelajar atau mahasiswa di ibukota provinsi dan mengusahakan berdirinya satu
universitas untuk Aceh.
Pada tanggal 29 Juni 1958
dibentuklah Komisi Perencanaan dan Pencipta Kota Pelajar/Mahasiswa. Komisi ini
merupakan saudara kandung YDKA dan bertugas sebagai komisi pencipta, badan
pemikir dan inspirasi bagi YDKA. Komisi ini juga sebagai modal utama dan paling
dasar pembangunan komplek perkampungan pelajar dan mahasiswa Aceh.
Komisi yang diketuai langsung oleh
Gubernur Ali Hasjmi ini kemuidan menciptakan nama Darussalam dan Universitas
Syiah Kuala yang sekarang dikenal di Aceh sebagai kota pelajar dan mahasiswa.
Setahun kemudian, tepat pada tanggal
17 Agustus 1958 dilakukanlah peletakan batu pertama pembangunan perkampungan
pelajar dan mahasiswa oleh Menteri Agama Republik Indonesia pada waktu itu, KH
Mohd Ilyas. Seminggu kemudian diikuti dengan peletakan batu pertama pembangunan
gedung di Darussalam yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan Republik Indonesia
Prof Dr Priyono.
Usai peletakan batu pertama itu,
pada tanggal 2 September 1959, Presiden Soekarno secara resmi membuka Kota
Pelajar Darussalam yang diiringi dengan pembukaan selubung Tugu Darussalam dan
peresmian fakultas pertama di Unsyiah, yaitu Fakultas Ekonomi. Tanggal 2
September ini yang kemudian ditetapkan sebagai hari Pendidikan Daerah Aceh.
Awalnya, Unsyiah dipimpin oleh
Kolonel M Jasin dengan sebutan Pj Presiden, kemudian dipimpin oleh Drs Marzuki
Nyak Man dengan sebutan Ketua Presidium. Saat Unsyiah dipimpin Drs A Madjid
Ibrahim sebutan itu berubah menjadi Rektor.
Setelah pendirian Fakultas Ekonomi,
Unsyiah memacu pendirian beberapa Fakultas lainnya yaitu Fakultas Kedokteran
Hewan dan Ilmu Peternakan pada tahun 1960. Meski telah lahir sejak 2 September
1959, perguruan tinggi ini secara resmi dinyatakan menjadi universitas pada 21
Juni 1961 melalui Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 11 Tahun 1961 dan
pengesahannya melalui Keputusan Preiden Nomor 161 tanggal 24 April 1962.
Bersama dengan SK tersebut dibuka
lagi beberapa fakultas lainnya yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
serta Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat.
Hingga
kini Unsyiah telah memiliki sembilan fakultas dengan yaitu, Fakultas Ekonomi,
Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran
Hewan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan, Fakultas Hukum, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pendidikan, serta yang paling muda adalah Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.[]
No comments:
Post a Comment