BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan di Indonesia. Angka
kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam
tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu
dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 3/4 resiko
jumlah kematian ibu di Indonesia (Ayudya, 2011).read more
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal care untuk mendeteksi dini
terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap
wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi
kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut
lekas diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik
terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care
(Prawirodihardjo, 2002).
Mortalitas dan mordibitas pada wanita bersalin adalah masalah besar di negara
berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada puncak
produktifitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ribu ibu
pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin (Saiffudin,dkk;2002).
Masa Nifas merupakan masa kritis bagi ibu dan
bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi pada kehamilan dan persalinan,
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, 2/3 kematian
terjadi dalam 4 minggu setelah persalian dan 60% kematian BBL terjadi waktu 7
hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi
dalam masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini ( Prawirohardjo, 2006).
Sasaran kesehatan anak tahun 2010 diantaranya adalah angka kematian
bayi turun dari 45,7 perseribu kelahiran, menjadi 36 preseribu kelahiran (SKN),
akan tetapi kalau dilihat dari tahun ketahun, angka penurunannya sangat lambat,
dan menempati 47 % dari angka kematian bayi bahkan pada 2003 AKN 20 perseribu
kelahiran. Dari angka tersebut 79,4 % kematian pada bayi baru lahir berumur
kurang dari tujuh hari. Bila dikaji lebih dalam, ternyata dari kematian
tersebut, 87 % dapat dicegah apabila deteksi dini bayi resiko cepat diketahui
dan dapat segera dirujuk agar mendapat pertolongan baik dipelayanan periter
ataupun di pusat, sangat diharapkan mempunyai ketrampilan baik deteksi dini
bayi resiko ataupun penanganan kegawatan dan menentukan waktu yag tepat kapan
bayi akan dirujuk dan persiapan apa yang harus dilakukan (Depkes RI, 2003).
Meskipun telah
terjadi penurunan dibandingkan dengan sebelumnya, namun jumlah Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Aceh hingga saat ini masih
tergolong tinggi. Berdasarkan data terakhir Desember
2011, jumlah AKI melahirkan di Aceh berkisar 190/100.000 kelahiran hidup (KH)
dan AKB berkisar 30/1.000 KH. Karenanya, upaya pengurangan terus dilakukan oleh
Pemerintah Aceh sebagai salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
bidang kesehatan. Dibanding situasi Aceh lima tahun silam, memang perubahan
yang terjadi sangat bagus sekali. Tahun ini, kita berharap AKB di Aceh menjadi
26/1.000 kelahiran dan AKI menjadi 185/100.000 kelahiran," ujar Sekda
Provinsi Aceh, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) atas dukungan Maternal
and Child Health Integrated Program di Banda Aceh. (Dinas Kes Prov. Aceh,
2011).
Apabila
seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang resiko tinggi
kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berfikir untuk menentukan sikap,
berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi masalah resiko kehamilan
tersebut. Hal ini juga dimaksudkan untuk dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia dan diharapkan pada tahun 2010
angka kematian ibu bisa menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2004).
Program
KB merupakan upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan
kesehatan ibu dan anak. Program KB secara nasional maupun internasional diakui
sebagai salah satu program yang mampu menurunkan angka fertilitas. Salah satu
indikator keberhasilan di bidang kependudukan ditunjukan dengan Total
Fertility Rate (TFR). TFR di Indonesia terus mengalami penurunan,
data SDKI menyebutkan TFR pada tahun 1997 sebesar 2,8 menurun menjadi 2,6 pada
tahun 2003. Namun demikian tingkat fertilitas tersebut masih jauh dari kondisi
penduduk tumbuh seimbang, yaitu dengan TFR mencapai 2,1 per wanita (BKKBN,
2005).
Dari data – data yang saya paparkan diatas maka
dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa tingginya AKI dan AKB suatu Negara
bergantung pada pengetahuan dan keterampilan ibu dalam merawat kehamilan dan
masa nifasnya.Oleh karena hal tersebut
di atas, maka kita sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan harus dapat
mengatasi semua hal tersebut dengan cara memberi asuhan secara komferensif pada
agar tercipta kehamilan yang sehat, persalinan
yang aman, masa nifas terhindar dari infeksi, dan bayi yang sehat.
B.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Untuk
melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny.R dari masa Ante Natal Care (ANC), Intra Natal Care (INC), Post
Natal Care (PNC), Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL) dan Keluarga berencana (KB).
2. Tujuan
Khusus
a.
Untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu ANC
dengan pendokumentasian manajemen
Varney.
b.
Untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu INC
dengan pendokumentasian manajemen
Varney.
c.
Untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu PNC
dengan pendokumentasian manajemen
Varney.
d.
Untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada BBL dengan
pendokumentasian manajemen Varney.
e.
Untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu KB dengan
pendokumentasian manajemen Varney.
C.
Manfaat
1. Bagi
Masyarakat
Sebagai
bahan bacaan untuk menambah pengetahuan pasien, sehingga komplikasi yang bisa
saja terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dicegah.
2. Bagi
Penulis
a. Mengetahui
lebih jauh tentang Asuhan Kebidanan Komprehensif.
b. Mengetahui
askeb pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif sehingga dapat membei pelayanan
yang prima.
3. Bagi
Institusi
Sebagai
wacana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta bahan tambahan
buku-buku di perpustakaan dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan
Kebidanan bagi adik-adik selanjutnya.
4. Bagi
Klinik
Mengetahui
perkembangan ilmu kebidanan secara nyata di lapangan dan sesuai dengan teori
yang ada, serta dapat sebagai bahan bacaan dan refernsi untuk lahan praktek.
No comments:
Post a Comment