Laman

Translate

Sunday, April 13, 2014

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan di Indonesia. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 3/4  resiko jumlah kematian ibu di Indonesia (Ayudya, 2011).read more
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care (Prawirodihardjo, 2002).
  Mortalitas dan mordibitas pada wanita bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada puncak produktifitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ribu ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin (Saiffudin,dkk;2002).
Masa Nifas merupakan masa kritis bagi ibu dan bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi pada kehamilan dan persalinan, 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, 2/3 kematian terjadi dalam 4 minggu setelah persalian dan 60% kematian BBL terjadi waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi dalam masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini ( Prawirohardjo, 2006).
Sasaran kesehatan anak tahun 2010 diantaranya adalah angka kematian bayi turun dari 45,7 perseribu kelahiran, menjadi 36 preseribu kelahiran (SKN), akan tetapi kalau dilihat dari tahun ketahun, angka penurunannya sangat lambat, dan menempati 47 % dari angka kematian bayi bahkan pada 2003 AKN 20 perseribu kelahiran. Dari angka tersebut 79,4 % kematian pada bayi baru lahir berumur kurang dari tujuh hari. Bila dikaji lebih dalam, ternyata dari kematian tersebut, 87 % dapat dicegah apabila deteksi dini bayi resiko cepat diketahui dan dapat segera dirujuk agar mendapat pertolongan baik dipelayanan periter ataupun di pusat, sangat diharapkan mempunyai ketrampilan baik deteksi dini bayi resiko ataupun penanganan kegawatan dan menentukan waktu yag tepat kapan bayi akan dirujuk dan persiapan apa yang harus dilakukan (Depkes RI, 2003).
Meskipun telah terjadi penurunan dibandingkan dengan sebelumnya, namun jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Aceh hingga saat ini masih tergolong tinggi. Berdasarkan data terakhir Desember 2011, jumlah AKI melahirkan di Aceh berkisar 190/100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB berkisar 30/1.000 KH. Karenanya, upaya pengurangan terus dilakukan oleh Pemerintah Aceh sebagai salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang kesehatan. Dibanding situasi Aceh lima tahun silam, memang perubahan yang terjadi sangat bagus sekali. Tahun ini, kita berharap AKB di Aceh menjadi 26/1.000 kelahiran dan AKI menjadi 185/100.000 kelahiran," ujar Sekda Provinsi Aceh, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) atas dukungan Maternal and Child Health Integrated Program di Banda Aceh. (Dinas Kes Prov. Aceh, 2011).
Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berfikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi masalah resiko kehamilan tersebut. Hal ini juga dimaksudkan untuk dapat membantu menurunkan angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia dan diharapkan pada tahun 2010 angka kematian ibu bisa menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2004).
Program KB merupakan upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Program KB secara nasional maupun internasional diakui sebagai salah satu program yang mampu menurunkan angka fertilitas. Salah satu indikator keberhasilan di bidang kependudukan ditunjukan dengan Total Fertility Rate (TFR). TFR di Indonesia terus mengalami penurunan, data SDKI menyebutkan TFR pada tahun 1997 sebesar 2,8 menurun menjadi 2,6 pada tahun 2003. Namun demikian tingkat fertilitas tersebut masih jauh dari kondisi penduduk tumbuh seimbang, yaitu dengan TFR mencapai 2,1 per wanita (BKKBN, 2005).
                 Dari data – data yang saya paparkan diatas maka dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa tingginya AKI dan AKB suatu Negara bergantung pada pengetahuan dan keterampilan ibu dalam merawat kehamilan dan masa nifasnya.Oleh karena hal tersebut di atas, maka kita sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan harus dapat mengatasi semua hal tersebut dengan cara memberi asuhan secara komferensif pada agar tercipta kehamilan yang sehat,  persalinan yang aman, masa nifas terhindar dari infeksi, dan bayi yang sehat.



B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada  Ny.R dari  masa Ante Natal  Care (ANC), Intra Natal Care (INC), Post Natal Care (PNC), Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL) dan Keluarga berencana (KB).
2.      Tujuan Khusus
a.         Untuk  melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu ANC dengan pendokumentasian  manajemen Varney.
b.         Untuk  melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu INC dengan pendokumentasian  manajemen Varney.
c.         Untuk  melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu PNC dengan pendokumentasian  manajemen Varney.
d.        Untuk  melakukan Asuhan Kebidanan pada BBL dengan pendokumentasian  manajemen Varney.
e.         Untuk  melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu KB dengan pendokumentasian  manajemen Varney.


C.    Manfaat
1.      Bagi Masyarakat
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan pasien, sehingga komplikasi yang bisa saja terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dicegah.
2.      Bagi Penulis
a.       Mengetahui lebih jauh tentang Asuhan Kebidanan Komprehensif.
b.      Mengetahui askeb pada kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif sehingga dapat membei pelayanan yang prima.
3.      Bagi Institusi
Sebagai wacana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta bahan tambahan buku-buku di perpustakaan dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Kebidanan bagi adik-adik selanjutnya.
4.      Bagi Klinik
      Mengetahui perkembangan ilmu kebidanan secara nyata di lapangan dan sesuai dengan teori yang ada, serta dapat sebagai bahan bacaan dan refernsi untuk lahan praktek.

No comments:

Post a Comment