1.
Pengertian
Secara
harfiah, Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan
penilaian/pengkajian/penelitian keadaan desa secara partisipatif. Dengan
demikian metode PRA artinya adalah cara yang digunakan dalam melakukan kajian
untuk memahami keadaan atau kondisi desa dengan melibatkan partisipasi
masyarakat.
Selain itu, PRA juga merupakan sekelompok pendekatan dan metode
yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan
menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, membuat
rencana dan bertindak. Usaha-usaha pengembangan masyarakat dilakukan mengikuti
daur program. Daur program adalah tahapan-tahapan dalam pengembangan program
mulai dari identifikasi masalah dan kebutuhan, pencarian alternatif kegiatan,
pemilihan alternatif kegiatan, pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan, serta
pemantauan dan evaluasi (Driyamedia, 2006).
Anonim
(2002), pendekatan, metode dan teknik PRA (Participatory Rural Appraisal)
berkembang pada periode 199O-an. Participatory Rural Appraisal (PRA)
adalah sebuah metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan
bersama dengan masyarakat untuk mengetahui, menganalisa dan mengevaluasi
hambatan dan kesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusun
informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan. PRA mempunyai
sejumlah teknik untuk mengumpulkan dan membahas data.
Participatory
Rural Appraisal (PRA) adalah penilaian/pengkajian/penelitian
keadaan desa secara partisipatif. Maka dari itu, metode PRA adalah cara yang
digunakan dalam melakukan pengkajian/penilaian/penelitian untuk memahami keadaan
atau kondisi desa/wilayah/lokalitas tertentu dengan melibatkan partisipasi
masyarakat. Metode Participatory Rural Appraisal ini dikembangkan oleh
Robert Chambers.
2. Tujuan Participatory Rural Appraisal
Pada intinya Participatory Rural Appraisal adalah sekelompok pendekatan atau metode yang
memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan
menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta
membuat rencana dan tindakan nyata. Metode Participatory Rural Appraisal dikembangkan dengan dua tujuan utama, yaitu:
a. Tujuan praktis (tujuan jangka pendek) adalah
menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan
kebutuahan praktis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai
sarana proses belajar tersebut.
b. Tujuan strategis (tujuan jangka pendek) adalah
mencapai pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial melalui pengembangan
masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
3. Prinsip-Prinsip
Participatory Rural Appraisal
a. Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan).
Mengutamakan
masyarakat yang terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan
mendapat manfaat dalam kegiatan program pembangunan. Keberpihakan ini lebih
pada upaya untuk mencapai keseimbangan perlakuan terhadap berbagai golongan
yang terdapat di suatu masyarakat, mengutamakan golongan paling miskin agar
kehidupannya meningkat.
- Prinsip
pemberdayaan (penguatan) masyarakat.
Peningkatan
kemampuan masyarakat, kemampuan itu ditingkatkan dalam proses pengkajian
keadaan, pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan, sampai pada pemberian
penilaian dan koreksi kepada kegiatan yang berlangsung.
- Prinsip
masyarakat sebagai pelaku dan orang luar sebagai fasilitator.
Menempatkan
masyarakat sebagai pusat dari kegiatan pembangunan. Orang luar juga harus
menyadari peranannya sebagai fasilitator.
- Prinsip
saling belajar dan menghargai perbedaan.
Salah satu
prinsip dasarnya adalah pengakuan akan pengalaman dan pengetahuan tradisional
masyarakat.
- Prinsip
informal.
Kegiatan Participatory
Rural Appraisal diselenggarakan
dalam suasana yang bersifat luwes, terbuka, tidak memaksa dan informal. Situasi
ini akan menimbulkan hubungan akrab, karena orang luar akan berproses masuk
sebagai anggota masyarakat, bukan sebagai tamu asing yang oleh masyarakat harus
disambut secara resmi.
- Prinsip
Triangulasi.
Prinsip ini
lebih berhubungan dengan perolehan informasi. Adakalanya informasi yang
dikemukakan oleh individu ada kemungkinan tidak dibenarkan menurut kelompok. Ada
kemungkinan juga informasi yang diberikan kelompok tidak cocok dengan realitas.
Oleh sebab itu prinsip triangulasi merupakan tindakan untuk mengontrol sumber
informasi. Dalam masyarakat nelayan misalnya kalau juragan mengemukakan
informasi maka tingkat subyektivitasnya juga tinggi mana kala berkenaan dengan
kepentingan para juragan itu. Demikian juga dengan kelompok yang lain. Karena
sumber informasi itu banyak maka kebenaran informasi itu perlu dicari melalui
berbagai pihak dengan cara cross check.
- Prinsip
mengoptimalkan hasil.
Prinsip
mengoptimalkan atau memperoleh hasil informasi yang tepat guna menurut metode Participatory
Rural Appraisal adalah : -
Lebih baik kita "tidak tahu apa yang tidak perlu kita ketahui"
(ketahui secukupnya saja), - Lebih baik kita "tidak tahu apakah informasi
itu bisa disebut benar seratus persen, tetap diperkirakan bahwa informasi itu
cenderung mendekati kebenaran" (daripada kita tahu sama sekali)
- Prinsip
orientasi praktis.
Artinya bahwa
program program yang dikembangkan dengan metode Participatory
Rural Appraisal ini lebih
berorientasi pada pemecahan masalah secara praktis. Misalnya saja apa yang
menjadi masalah kesehatan ibu dan anak di desa, potensi (kemampuan manusia atau
kelompok untuk mengerakkan perubahan ) apa yang dimiliki, tersedianya potensi
pendukung lain atau tidak, yang kemungkinan berada pada kelompok lain atau
daerah lain, ada tidaknya sumber yang dimiliki , dan program-program yang
dirancang memecahkan kebutuhan banyak pihak
- Keberlanjutan.
Dalam kehidupan
masyarakat masalah akan berkembang terus, artinya selama manusia itu ada maka
masalah tidak pernah akan selesai. Oleh karenanya program yang dirancang oleh
masyarakat untuk memecahkan persoalan mereka adalah berkesinambungan dan
memungkinkan mengantisipasi munculnya masalah dikemudian hari.
- Belajar
dari kesalahan.
Dalam Participatory
Rural Appraisal kesalahan itu
wajar dan sangat manusiawi, oleh sebab itu perencanaan program jangan terlalu
sulit sehingga masyarakat tidak mampu memenuhinya. Dalam menyusun kegiatan
bukan juga hal yang bersifat coba coba akan tetapi telah mempertimbangkan
banyak hal termasuk tentang kesalahan.
- Terbuka
Dalam Participatory
Rural Appraisal sangat
memungkinkan ketidak sempurnaan oleh sebab itu keterbukaan atas tanggapan orang
lain terhadap kegiatan Participatory Rural Appraisal ini sangat positif sebab disadari bahwa di setiap
metode tidak pernah ada yang berlangsung dengan sempurna.
4. Struktur Program
Karena tujuan penerapan metode Participatory Rural Appraisal adalah pengembangan program bersama masyarakat,
penerapannya perlu senantiasa mengacu pada siklus pengembangan program.
Gambaran umum siklus tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut :
- Pengenalan
masalah/kebutuhan dan potensi, dengan maksud untuk menggali informasi
tentang keberadaan lingkungan dan masyarakat secara umum.
- Perumusan
masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar masalah
dan potensi setempat.
- Identifikasi
alternatif pemecahan masalah atau pengembangan gagasan guna membahas
berbagai kemungkinan pemecahan masalah melalui urun rembug masyarakat.
- Pemilihan
alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan masyarakat
dan sumber daya yang tersedia dalam kaitannya dengan swadaya.
- Perencanaan
penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkrit agar
implementasinya dapat secara mudah dipantau.
- Penyajian
rencana kegiatan guna mendapatkan masukan untuk penyempurnaannya di
tingkat yang lebih besar.
- Pelaksanaan
dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangan masyarakat.
- Pemantauan
dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana yang
telah disusun.
- Evaluasi
dan rencana tindak lanjut untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan,
masalah yang telah terpecahkan, munculnya massalah lanjutan, dll.
5. Permasalahan Participatory Rural Appraisal
Oleh karenanya beberapa masalah yang timbul akibat merebaknya penggunaan
metode Participatory Rural Appraisal adalah :
- Permintaan
melampaui kemampuan akibat metode ini dilatihkan dalam forum yang formal
tanpa cukup kesempatan untuk menghayati dan mendalami prinsip yang
mendasarinya.
- Kehilangan
tujuan dan kedangkalan hasil akibat penerapan yang serampangan di lapangan
tanpa tujuan yang jelas.
- Kembali
menyuluh akibat petugas tidak siap untuk memfasilitasi partisipasi
masyarakat.
- Menjadi
penganut fanatik karena tidak munculnya improvisasi dan variasi petugas
untuk menggali lebih dalam permasalahan di masyarakat.
- Mengatasnamakan
Participatory
Rural Appraisal untuk
kegiatan yang sepotong-potong di luar konteks program pengembangan
masyarakat.
- Terpatok
waktu akibat program yang berorientasi pada target (teknis,
administratif).
- Kerutinan
yang dapat membuat kegiatan tidak hidup lagi sehingga terjebak dalam
pekerjaan yang rutin dan membosankan.
6. Teknik-Teknik Participatory Rural Appraisal
Teknik-teknik Participatory Rural Appraisal antara lain :
a.
Review Data
Sekunder (Secondary Data Review/SDR)
Merupakan cara mengumpulkan sumber-sumber informasi
yang telah diterbitkan maupun yang belum disebarkan. Tujuan dari usaha ini
adalah untuk mengetahui data manakah yang telah ada sehingga tidak perlu lagi
dikumpulkan.
b.
Observasi
Langsung (Direct Observation)
Direct
Observation adalah kegiatan observasi langsung pada obyek-obyek tertentu,
kejadian, proses, hubungan-hubungan masyarakat dan mencatatnya. Tujuan dari
teknik ini adalah untuk melakukan cross-check terhadap jawaban-jawaban
masyarakat.
c.
Wawancara Semi
Terstruktur (Semi-Structured Interviewing/SSI)
Teknik
ini adalah wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang
hanya merupakan panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang selama
interview dilaksanakan. SSI dapat dilakukan bersama individu yang dianggap
mewakili informasi, misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani, pejabat
lokal.
d.
Diskusi
Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion)
Teknik ini
berupa diskusi antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal bersifat khusus
secara mendalam. Tujuannya untuk memperoleh gambaran terhadap suatu masalah
tertentu dengan lebih rinci.
e.
Preference
Ranking and Scoring.
Adalah
teknik untuk menentukan secara tepat problem-problem utama dan pilihan-pilihan
masyarakat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memahami prioritas-prioritas
kehidupan masyarakat sehingga mudah untuk diperbandingkan.
f.
Direct Matrix
Ranking.
Adalah sebuah bentuk ranking yang mengidentifikasi
daftar criteria obyek tertentu. Tujuannya untuk memahami alasan terhadap
pilihan-pilihan masyarakat, misalnya mengapa mereka lebih suka menanam pohon
rambutan dibandingkan dengan pohon yang lain. Kriteria ini mungkin berbeda dari
satu orang dengan orang lain, misalnya menurut wanita dan pria tentang tanaman
sayur.
g.
Peringkat
Kesejahteraan
Rangking
Kesejahteraan Masyarakat di suatu tempat tertentu. Tujuannya untuk memperoleh
gambaran profil kondisi sosio-ekonomis dengan cara menggali persepsi
perbedaan-perbedaan kesejahteraan antara satu keluarga dan keluarga yang
lainnya dan ketidak seimbangan di masyarakat, menemukan indicator-indikator
lokal mengenai kesejahteraan.
h.
Pemetaan Sosial
Teknik
ini adalah suatu cara untuk membuat gambaran kondisi sosial-ekonomi masyarakat,
misalnya gambar posisi pemukiman, sumber-sumber mata pencaharian, peternakan,
jalan, dan sarana-sarana umum. Hasil gambaran ini merupakan peta umum sebuah
lokasi yang menggambarkan keadaan masyarakat maupun lingkungan fisik.
i.
Transek (Penelusuran)
Transek merupakan teknik penggalian informasi dan
media pemahaman daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis yang
membujur dari suatu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu.
j.
Kalender Musim
Adalah
penelusuran kegiatan musiman tentang keadaan-keadaan dan permasalahan yang
berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat. Tujuan
teknik ini untuk memfasilitasi kegiatan penggalian informasi dalam memahami
pola kehidupan masyarakat, kegiatan, masalah-masalah, fokus masyarakat terhadap
suatu tema tertentu, mengkaji pola pemanfaatan waktu, sehingga diketahui kapan
saat-saat sibuk dan saat-saat waktu luang.
k.
Alur Sejarah
Alur
sejarah adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian
dari suatu waktu sampai keadaan sekarang dengan persepsi orang setempat. Tujuan
dari teknik ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai topik-topik penting
di masyarakat.
l.
Analisa Mata
Pencaharian
Masyarakat
akan terpandu untuk mendiskusikan kehidupan mereka dari aspek mata pencaharian.
Tujuan dari teknik ini yaitu memfasilitasi pengenalan dan analisa terhadap
jenis pekerjaan, pembagian kerja pria dan wanita, potensi dan kesempatan,
hambatan.
m. Diagram Venn
Teknik
ini adalah untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat. Tujuannya
untuk mengetahui pengaruh masing-masing institusi dalam kehidupan masyarakat
serta untuk mengetahui harapan-harapan apa dari masyarakat terhadap
institusi-institusi tersebut.
n.
Kecenderungan
dan Perubahan
Adalah
teknik untuk mengungkapkan kecenderungan dan perubahan yang terjadi di
masyarakat dan daerahnya dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya untuk memahami
perkembangan bidang-bidang tertentu dan perubahan-perubahan apa yang terjadi di
masyarakat dan daerahnya.
Penerapan pendekatan dan teknik Participatory
Rural Appraisal dapat memberi
peluang yang lebih besar dan lebih terarah untuk melibatkan masyarakat. Selain
itu melalui pendekatan Participatory Rural Appraisal akan dapat dicapai kesesuaian dan ketepatgunaan
program dengan kebutuhan masyarakat sehingga keberlanjutan (sustainability)
program dapat terjamin. Penggunaan Participatory Rural Appraisal mengupayakan tumbuhnya pemberdayaan masyarakat,
sehingga keunggulan Participatory Rural Appraisal yaitu menimbulkan :
a.
Munculnya
proses partisipasi aktif, baik teknis maupun politis dari masyarakat yang
menjadi kelompok sasaran dalam keseluruhan program kegiatan
b.
Tumbuhnya
suasana keberpihakan bagi mereka yang selama ini merasa terpinggirkan,
terabaikan dalam proses pembangunan, dalam hal ini masyarakat kampung kota yang
terkadang sering terkena proyek penggusuran. Teknik Participatory
Rural Appraisal mencoba
menumbuhkan keseimbangan peran dan pola hubungan antara kelompok dominan dan
kelompok yang terpinggirkan. Keberpihakan memberi dasar pada tumbuhnya
pemberdayaan, saling belajar dan menghargai perbedaan. Keyakinan bahwa belajar
tidak saja hanya mentransfer informasi, pengalaman dan ilmu pengetahuan, tetapi
juga mendorong terciptanya ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.
7. Kelebihan
dan Kekurangan Participatory Rural Appraisal
a.
Masyarakat yang merupakan pelaku program
kegiatan dapat berpartisipasi aktif. Tingkat kesesuaian programnya dengan
kebutuhan masyarakat akan besar sehingga keberhasilan dan keberlanjutan (sustainability)
program dapat terjamin.
b.
Teknik Participatory Rural Appraisal
memberi keseimbangan peran dan pola hubungan antara kelompok dominan dan
kelompok yang terpinggirkan (misalnya: kaya dan miskin; pusat dan pinggiran).
c.
Metode dan teknik dalam Participatory Rural
Appraisal terus berkembang sehingga bisa timbul beberapa persepsi dalam
penerapannya secara praktis.
Butuh waktu yang tidak sebentar dan besarnya biaya.
No comments:
Post a Comment