Laman

Translate

Friday, October 16, 2015

Laporan ASKEB komunitas



LAPORAN KEGIATAN PKL KOMUNITAS

KEBIDANAN


DISUSUN
O
L
E
H


RAHMI MAULISA
IRMA SURYANI
ARLINA
NURUL AIDI
TIA ARISKA
PUTRI ALHUSNA
MAUZA RAHMI
NORA TAMRENA
RISNA WATI
RITA ZAHARA D
NOVETRI EKA RAHAYU
HENNI ARYANI
ELIDIANA
INGE HERNISIA
MARIA ULFA


Dosen Pembimbing :
Nurliah,S.SiT
Cut Kasmiati,S.ST
              





AKADEMI KEBIDANAN DARUSSALAM
LHOKSEUMAWE
2013


























BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menyusui merupakan sebuah proses terindah dan sangat besar manfaatnya, peneliti medis telah membuktikan bahwa ASI memiliki berbagai keunggulan yang tidak tergantikan dengan susu manapun. Bahkan, agama menekankan pentingnya memberi ASI pada buah hati bahkan Allah SWT dalam surat cintanya telah berfirman : “ para ibu hendaklah menyusukan anak –anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (QS Al-Baqarah [2] : 223).
Menurut WHO setiap tahun terdapat 1 – 1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak diberi ASI secara  Eksklusif  kepada sang buah hati. Sayangnya, masih banyak ibu yang kurang memahami manfaat pentingnya pemberian ASI utuk sang buah hati,ASI eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada pada ASI yang sangat berguna.Kurangnya pengetahuan ibu menyebabkan pada akhirnya ibu memberikan susu formula yang berbahaya bagi kesehatan bayi.read more

Berdasarkan data SUSENAS 2009, provinsi dengan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6  bulan terendah adalah Jawa Timur (48,8%), Jawa Tengah (52,2%) dan Aceh (52,2%). Sedangkan cakupan tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (78.3%), Bengkulu (75,8%) dan Nusa Tenggara Timur (75,2%). (Kemenkes. RI, 2010).
Berdasarkan hasil survey sosial ekonomi nasioanal (Susenas) Tahun 2009 di Indonesia sebesar 61,3 % persentase meningkat di Tahun 2010 berdasarkan data terakhir cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) di Indonesia sebesar 61,5 % (Susenas, 2010).
Data dari PKL Komunitas mahasiswa AKBid Darussalam Lhokseumawe yang dilaksanakan di Desa Me Matang Panyang Kecamatan Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara tanggal 20 Mei 2013 – 08 Juni 2013 dari 15 bayi dengan inisiasi menyusui dini tidak ada satu pun  bayi yang mencapai ASI eksklusif.
Dalam Rencana Aksi Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 telah ditetapkan target indikator: (a) 100% balita gizi buruk mendapat perawatan; (b) 85% balita ditimbang berat badannya; (c) 80% bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif; (d) 90% rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; (e) 85% balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (f) 95% ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (g) 100% Kabupaten dan kota melaksanakan surveilans; dan (h) 100% Penyediaan buffer stock MP-ASI untuk daerah bencana (Dinas Kesehatan, 2012).

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Setelah mengikuti PKL diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi, merencanakan, memprioritaskan, mengiplementasikan, mengevaluasi dan memonitoring managemen pelayanan keperawatan komunitas dengan tekhnik penggerakan dan pemberdayaan masyarakat serta pendekatan edukatif pada individu, keluarga, kelompok khusus ataupun pada komunitas tertentu dalam rangka mewujudkan tercapainya Indonesia sehat.
2.      Tujuan Khusus
Selama praktek lapangan, mahasiswa mampu ;
a.       Melakukan pengenalan, orientasi dan sosialisasi pada masyarakat (Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) atau pertemuan 1
b.      Melakukan pengkajian data dan mengidentifikasi isu-isu permasalahan kesehatan dan keperawatan komunitas terkini melalui survey,observasi dan interview.
c.       Melaksanakan Upaya penyuluhan Kesehatan khususnya pentingnya ASI Eklusif bagi tumbuh kembang bayi pada masyarakat Desa me Matang Panyang Kecamatan Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara.

C.    Manfaat
1.      Bagi Masyarakat
Mampu Meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat di Desa Me Matang Panyang dalam bidang peningkatan pemberian ASI Eklusif dan membantu masyarakat dalam mendapatkan data status kesehatan serta data umum lainnya untuk kepentingan tingkat Desa atau Dusun.
2.      Bagi Institusi Pendidikan
Mampu menjadikan lulusannya menjadi pengalaman dan wawasan yang lebih komperhensif, holistik dan adaptif terhadap situasi dan kondisi yang berbeda dari tempat asalnya,meningkatkan reputasi institusi yang akan menjadi lebih diakui eksitensinya dan “brand image”nya menjadi lebih baik, sebagai lembaga pendidikan kesehatan yang peduli terhadap peningkatan mutu kesehatan Masyarakat.
3.      Bagi Peserta
        Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan pelayanan manajemen kebidanan komunitas.mampu mengenal budaya, dan adat kebiasaan masyarakat Me Matang Panyang sehari-hari dan memperoleh kenangan yang tak terlupakan dan menjadi media pendewasaan karakteristik dan budi pekerti mahasiswa sebagai bekal bekerja.
BAB II
TEORITIS KASUS

A.    Pengertian       
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009).ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun (Kristiyansari, 2009). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005).      
ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara Ibu melalui proses menyusui (Khasanah, 2011). ASI merupakan makanan yang disiapkan untuk bayi mulai masa kehamilan payudara sudah mengalami perubahan untuk memproduksi ASI. Makanan-makanan yang diramu menggunakan teknologi modern tidak bisa menandingi keunggulan ASI karena ASI mempunyai nilai gizi yang tinggi dibandingkan dengan makanan buatan manusia ataupun susu yang berasal dari hewan sapi, kerbau atau kambing.

B.     Kandungan ASI       
Menurut Suradi (2004) kandungan ASI terdiri dari :
1.      Lemak       
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5-4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar kolestrol ASI lebih tinggi dari pada susu sapi, sehingga bayi mendapat ASI seharusnya mempunyai kadar kolestrol darah lebih tinggi.
Disamping kolestrol, ASI mengandung asam lemak essensial yaitu asam linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3). Kedua asam lemak tersebut adalah pembentuk asam lemak tidak jenuh rantai panjang disebut docosahexaenoic acid (DHA) berasal dari Omega 3 dan arachidonic acid (AA) berasal dari Omega 6 yang berfungsi sangat penting untuk pertumbuhan otak anak. Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui.
 Pada permulaan menyusu (5 menit pertama) disebut foremilk kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi dapat hindmilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusu setelah 15-20 menit). Kadar lemak hindmilk bisa mencapai 3 kali dibandingkan dengan foremilk.
2.      Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7gr%). Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Laktosa mempunyai manfaat lain yaitu mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan Lactobasillus bifidus.
3.      Protein       
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0.9%, 60% diantaranya adalah whey, yang lebih mudah dicerna dibanding kasein. Dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan taurin dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir enzim pengurai tirosin ini belum ada.
4.      Vitamin       
ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah dicerna. Dalam ASI juga banyak vitamin E, terutama di kolostrum. Dalam ASI juga terdapat vitamin D, tetapi bayi prematur atau yang kurang mendapat sinar matahari dianjurkan pemberian suplementasi vitamin D.
5.      Zat besi       
Bayi aterm normal biasanya lahir dengan hemoglobin tinggi (16- 22 gr/dl), yang berukuran cepat setelah lahir. Zat besi yang diperoleh dari pemecahan hemoglobin digunakan kembali. Bayi tersebut juga memiliki persediaan zat besi dalam jumlah banyak cukup untuk setidaknya 4-6 bulan.
Meskipun jumlah zat besi yang terkandung dalam ASI lebih sedikit dari yang terkandung dalam susu formula, bioavailabilitas zat besi dalam ASI jauh lebih tinggi. 70% zat besi dalam ASI dapat diserap sedangkan hanya 10% jumlah zat besi dapat diserap dalam susu formula. Perbedaan ini disebabkan rangkaian interaksi kompleks yang terjadi di usus. Bayi yang diberikan susu sapi segar atau susu formula dapat mengalami anemia karena perdarahan kecil di usus.
6.      Seng       
Defisiensi mineral kelumit ini dapat menyebabkan kegagalan bertumbuh dan lesi kulit tipikal. Meskipun seng lebih banyak terdapat pada susu formula dibanding ASI, bioavalabilirasnya lebih besar pada ASI. Bayi yang diberi ASI mampu mempertahankan kadar seng dalam plasma tetap tinggi dibanding bayi yang diberi susu formula, bahkan meskipun konsentrasi seng yang terdapat di dalamnya tiga kali lebih banyak daripada ASI.
7.      Kalsium       
Kalsium lebih efisien diserap dari ASI dibanding susu pengganti ASI karena perbandingan kalsium fosfor ASI lebih tinggi. Susu formula bayi yang berasal dari susu sapi tidak terelakkan memiliki kandungan fosfor lebih tingi dari pada ASI dan dilaporkan meningkatkan resiko tetanus pada neonatus.
8.      Mineral       
ASI memiliki kadar kalsium, fosfor, natrium, dan kalium yang lebih rendah daripada susu formula. Tembaga, kobalt, dan selenium terdapat dalam kadar yang lebih tinggi. Semakin tinggi bioavailabilitas mineral dan unsur kelumit ini, dipastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dan pada saat yang bersamaan, juga menimbulkan beban penyerapan yang lebih rendah pada ginjal neonatus dari pada susu pengganti ASI (Prasetyo, 2009).
9.      Lactobasillus bifidus 
Laktobasillus bifidus berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan Lactobasillus bifidus. Susu sapi tidak mengandung faktor ini (Sunardi, 2008).
10.  Lactoferin
Lactoferin adalah protein yang berikatan dengan besi. Dengan mengikat zat besi, maka Lactoferin bermanfaat menghambat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu staphylococus, E.coli, dan Entamoeba hystolytica yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya bakteri tersebut, lactoferin dapat pula menghambat pertumbuhan jamur Candida (Suradi, 2004).
11.  Lizozim       
Lizozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri (bakterisidal) dan anti inflamasi, bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang bakteri E.coli dan sebagian keluarga salmonella. Keaktifan lizozim ASI beberapa kali lebih tinggi dibanding susu sapi.
Keunikan lizozim lainnya adalah bila faktor protektif lainnya adalah sesuai tahap lanjut ASI, maka lizozim justru meningkat pada 6 bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini merupakan keuntungan karena setelah 6 bulan bayi mulai mendapatkan makanan padat dan lizozim merupkan faktor protektif terhadap kemungkinan serangan bakteri patogen dan penyakit diare pada periode ini (Suradi, 2004).
12.  Komponen C3 dan C4       
Kedua komponen ini, walaupun kadar dalam ASI rendah, mempunyai daya opsonik, anafilatik dan kemotaktik yang bekerja bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam ASI (Suradi, 2004).

C.    Macam-Macam ASI
1.      Kolostrum Merupakan cairan yang pertama kali keluar, berwarna kekuning – kuningan. Banyak mengandung protein, antibody (kekebalan tubuh)
2.      Air Susu Masa Peralihan Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur. Terjadi pada hari ke 4 – 10, berisi karbohidrat dan lemak dan volume Asi meningkat.
3.      Air Susu Matur Merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan, mengandung semua nutrisi. Terjadi pada hari ke 10 – seterusnya.


D.    Manfaat ASI
1.      Bagi Bayi
a.       Mengandung komposisi yang tepat ASI     
Berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama (Kristiyansari, 2009).
b.      ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi       
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang hingga sel-sel saraf otak (Kristiyansari, 2009).
c.       Mengandung zat protektif       
Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit karena adanya zat protektif dalam ASI (Sunardi, 2008).
d.      Faktor antistreptococus       
Dalam ASI terdapat faktor antistreptococus yang melindungi bayi terhadap infeksi kuman streptococus (Suradi, 2004).  
e.       Antibodi       
Secara elektroforetik, kromatografik dan radio immunoassay terbukti bahwa ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobin yaitu IgA sekretorik (SigA), IgE, IgM, dan IgG. Dari semua imunoglobulin tersebut yang terbanyak adalah SigA.
 Antibodi dalam ASI dapat bertahan dalam saluran pencernaan bayi karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan membuat lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri patogen dan enterovirus masuk kedalam mukosa usus.
Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat bakteri E.coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri E.coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah.
Di dalam ASI selain antibodi terdapat E.coli juga pernah dibuktikan adanya antibodi terhadap Salmonella typhi, Shigella, dan antibodi terhadap virus seperti rotavirus, polio dan campak. Antibodi terdapat rotavirus tinggi dalam kolostrum yang kemudian turun pada minggu pertama dan bertahan sampai umur 2 tahun. Dalam ASI juga didapatkan antigen terhadap Helicobacter jejuni penyabab diare. Kadarnya dalam kolostum tinggi dan menurun pada usia 1 bulan dan kemudian menetap selama menyusui (Sunardi, 2008).  
f.       Imunitas seluler       
ASI yang mengandung sel-sel. Sebagian besar (90%) sel tersebut berupa makrofag yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lizozim dan lactoferin. Sisanya (10%) terdiri dari limfosit B dan T. Angka leukosit pada kolostrum kira-kira 5000/ml setara dengan angka leukosit darah tepi tetapi komposisinya berbeda dengan darah tepi, karena hampir semuanya berupa polimorfonuklear dan mononuklear.
Dengan meningkatnya volume ASI angka leukosit menurun menjadi 2000/ml. Walaupun demikian kapasitas anti bakterinya sama sepanjang stadium laktasi. Konsentrasi faktor-faktor anti infeksi tinggi dalam kolostrum. Kadar SisA, lactoferin, lizozim dan sel seperti makrofag, neutrofil dan limfosit lebih tinggi pada ASI prematur dibanding ASI matur. Perbedaan status gizi pada ibu tidak mempengaruhi konsentrasi faktor anti infeksi dalam ASI (Suradi, 2004).
g.      Tidak menimbulkan alergi       
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivitas sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi (Suradi, 2004).
h.      Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan       
Waktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu. Kontak kulit yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak. Walaupun seorang ibu dapat memberikan kasih sayang yang besar dengan memberikan susu formula tetapi menyusui sendiri akan memberikan efek psikologis yang besar. Dengan foto infra merah, payudara ibu menyusui lebih hangat dibanding payudara ibu yang tidak menyusui (Kristiyansari, 2009).
Interaksi yang timbul waktu menyusui antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi. Perasaan aman ini penting untuk menimbulkan dasar kepercayaan pada bayi (basic sense of trust) yaitu dengan mulai dapat mempercayai orang lain (ibu) maka akan timbul rasa percaya pada diri sendiri (Suradi, 2004).
i.        Mengurangi kejadian karies dentis dan maloklusi       
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapatkan susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. Kecuali itu ada anggapan bahwa kadar selenium yang tinggi dalam ASI akan mencegah karies dentis. Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot (Sunardi, 2008).
j.        Menyebabkan pertumbuhan yang baik       
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi kemungkinan obesitas. Ibu-ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI dan laktasi, turunnya berat badan bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan.
Alasannya ialah bahwa kelompok ibu-ibu tersebut segera memberikan ASInya setelah melahirkan. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit (Suradi, 2004).
2.      Bagi Ibu
a.       Aspek kesehatan ibu       
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui (Kristiyansari, 2009).
b.      Aspek keluarga berencana       
Menyusui secara murni Eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. Ditemukan rata-rata ibu yang menyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja untuk menekan hormon ovulasi sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil kecuali menjadi beban sendiri juga merupakan risiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat persalinan (Suryoprajogo, 2009).
c.       Aspek psikologis       
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia (Suradi, 2004).
3.      Bagi Keluarga
a.       Aspek ekonomi       
ASI tidak perlu dibeli sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat (Sunardi, 2008).
b.      Aspek psikologis       
Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga (Suradi, 2004).
c.       Aspek kemudahan       
Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak repot untuk menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus selalu dibersihkan, orang tidak perlu minta pertolongan orang lain (Arif, 2009).
4.      Bagi Negara
a.       Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi       
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah (Kristiyansari, 2009). 
b.      Mengurangi subsidi kesehatan       
Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial, serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan sakit. Anak yang diberi ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibanding anak yang mendapat susu formula (Suradi, 2004).
c.        Menghemat devisa untuk membeli susu formula       
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui Eksklusif selama 6 bulan berapa banyak devisa yang dapat dihemat oleh negara yang sebelumnya dipakai untuk membeli susu formula (Sunar, 2009).
d.      Meningkatkan kualitas sumber daya manusia       
Anak yang mendapat ASI dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
e.       Mengurangi polusi       
Untuk pembuatan dan distribusi susu formula diperlukan bahan bakar minyak. Selain itu juga kaleng serta karton kemasan susu juga menyebabkan pencemaran lingkungan (Sunar, 2009).
f.       Alasan Pemberian ASI Eksklusif       
ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan antara lain menurunkan resiko penyakit infeksi misalnya : diare, infeksi saluran nafas dan infeksi telinga. Di samping itu ASI juga bisa mencegah penyakit non infeksi misalnya alergi, obesitas, kurang gizi, asma dan eksem. ASI dapat pula meningkatkan kecerdasan anak.

E.     DAMPAK BAYI YANG TIDAK DIBERI ASI
1.      Daya tahan tidak optimal
2.      Kuman mudah masuk sehingga peluang sakit lebih besar.
3.      Perkembangan otak kurang
4.       Perkembangan gigi dan rahang kuran
5.      Dampak psikologis kedekatan dengan ibu kurang
6.      Sering timbul alergi dan ruam
7.      Berpeluang obesitas

F.     Praktek Pemberian ASI Eksklusif
1.      Langkah-langkah menyusui Yang Benar (Suradi, 2004)
a.       Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.  
b.      Bayi diletakkan menghadap perut atau payudara.
1)      Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan   punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
2)       Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
3)      Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu didepan.
4)      Perut bayi menempel  badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
5)      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 
6)      Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
c.       Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah. Jangan menekan putting susu atau areolanya saja.
d.      Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara :
1)      Menyentuh pipi dengan putting susu.
2)      Menyentuh sisi mulut bayi.
e.       Setelah bayi membuka mulut dan mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi.
f.       Melepaskan hisapan bayi
Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan bayi dengan cara :
1)      Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau
2)      Dengan menekan dagu bayi kebawah
3)      Dengan menutup lubang hidung bayi
4)      Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya
g.      Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum menyusukan dengan payudara yang lain, dengan cara :
1)      Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan sampai keluar sendawa
2)      Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.
2.      Tanda-tanda menyusui yang benar
a.       Bayi cukup tenang
b.      Mulut bayi terbuka lebar
c.       Bayi menempel betul pada ibu
d.      Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
e.       Seluruh areola tertutup mulut bayi
f.       Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
g.      Putting susu ibu tidak terasa nyeri
h.      Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis
i.        Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong
3.      Lama dan Frekuensi Menyusui       
Menurut Khasanah (2011) sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan atau kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya.
Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 sampai 2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI. Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara tetapi tidak terlalu ketat.
4.      Pengeluaran ASI       
Menurut Suryoprajogo (2009) apabila ASI berlebihan sampai keluar memancar maka sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu untuk menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu. Pengeluaran ASI juga berguna pada ibu bekerja yang akan meninggalkan ASI bagi bayinya dirumah yang mempunyai masalah menghisap (misal BBLR), menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI saat ibu sakit dan tidak dapat langsung menyusui bayinya.

G.    Masalah dalam Menyusui
1.      Asi Kurang
Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya tidak, apalagi bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-gesa ingin memberikan tambahan susu formula.
Penanggulangannya :
a.       Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi
b.      Menyusuilah dengan sabar
c.       Menyusui secara bergantian antara kedua payudara
d.      Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan membingungkan bayi dan akhirnya mengurangi rangsangan untuk memproduksi ASI
2.      Bayi Bingung Putting
Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan mengalami nipple confusion sehingga waktu menyusu ibunya sering terputus-putus bahkan kadang-kadang menolak menyusu ibunya.
Penanggulangan :
a.       Ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif
b.      Menyusui dengan cara yang benar
c.       Menyusui lebih lama dan sering
3.      Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga ASI mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran limfe. Hal ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri.
Untuk menghindari hal tersebut lakukanlah :
a.       Susui bayi segera setelah bayi lahir
b.      Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan
c.       Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar
d.      Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa
Penanggulangan :
a.       Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan
b.      Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri
c.       Lakukan pengurutan atau massage payudara
4.      Putting Susu Nyeri Atau Lecet
Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting susu yang masuk ke dalam mulut bayi sedangkan areola tidak masuk mulut. Disamping itu juga disebabkan karena perawatan yang tidak benar pada payudara.
Penanggulangan :
a.       Lakukan tehnik menyususi yang benar
b.      Menyususi pada payudara yang tidak lecet
c.       Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol
5.      Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka pada putting yang terinfeksi.
Penanggulangan :
a.       Kompres air hangat
b.      Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi
c.       Cukup istirahat
d.      Minum air putih minimal 2 liter/hari
e.       Minum anti biotic
f.       Lakukan perawatan payudara














BAB III
HASIL PENELITIAN
A.    Gambaran Umum Wilayah
I.     DATA UMUM
A.    Geografi
1.      Peta Wilayah Binaan
DSC_0234.JPG
2.      Batas - batas wilayah
Utara                      :           Gampong Matang Puntong    
Selatan                    :           Gampong Aron
Timur                      :           Gampong Blang
Barat                       :           Gampong Alue
3.      Luas Wilayah         :           855.000 ha
4.      Pembagian Administrasi Daerah
a.       Jumlah desa      :           1                      c.   Jumlah Dusun    :      2
b.      Jumlah Dusun   :           2                      d.   Jumlah Lorong  :      5
B.     Demografi
1.      Jumlah Penduduk   :           591 Jiwa
a.       Laki – laki        :           350 Jiwa (76%)
b.      Perempuan        :           241 Jiwa (24%)
2.      Jumlah KK             :           162 KK
a.       KK laki-laki      :           114 KK
b.      KK perempuan:            48 KK
3.      Sex ratio (L x 100%) 
                     P
4.      Komposisi penduduk golongan umur dan  jenis kelamin
Umur  (Tahun)
Laki-Laki (Jiwa)
  (%)
Perempuan (jiwa)
 (%)
Jumlah
%
0 – 5
35
7
23
3
58
10
6- 9
13
2
9
2
22
4
10 – 14
20
3
12
2
32
5
15 – 19
25
4
18
3
43
7
20 -24
45
9
22
2
67
11
25 -29
40
8
27
3
67
11
30 – 34
28
5
20
3
48
8
35 – 39
27
5
13
2
40
7
40 – 44
20
3
25
5
45
8
45 -49
22
3
5
2
27
5
50 – 54
24
4
17
3
41
7
55 – 59
15
2
12
3
27
5
60 – 64
16
2
23
4
39
6
65 keatas
20
3
15
3
35
6
Jumlah
350
59
241
41
591
100


C.    Data Sosial Ekonomi
1.      Data Ekonomi
Jumlah rata – rata penghasilan keluarga perbulan
a.       Mata Pencarian Kepala Keluarga
No.
Mata pencarian
Jumlah
Presentasi
1
Pegawai Negeri
4
2
2
Pegawai swasta
7
4
3
ABRI
0
0
4
Pensiumam
2
1
5
Pengusaha
0
0
6
Petani
127
78
7
Pedagang
10
7
8
Pengrajin
2
1
0
Buruh
0
0
10
Lain – lain
10
7
Jumlah
162
100
b.      Fasilits perekonomian penduduk ( industry dan perdagangan)
1.      Jumlah Pasar                                   :           1
2.      Jumlah toko/warung                       :           5
3.      Jumlah koperasi                              :           0
4.      Jumlah Bank                                   :           1
5.      Jumlah perusahaan makanan          :           0
6.      Jumlah industri kerajinan               :           2
7.      Lain – lain                                      :
c.       Sarana trnsportasi penduduk                :           motor,mobil dan angkutan umum
d.      Saranan komunikasi dan informasi
1.      Media cetak                                    :           koran
2.      Media elektronika                          :           televisi
3.      Telepon/wartel                                :           tidak ada
2.      DATA PENDIDIKAN
a.       Fasilitas pendidikan yang ada
1.      TK                                                  :           ada
2.      SD                                                  :           ada
3.      SMP                                               :           ada
4.      SMA                                               :           ada
5.      PERGURUAN TINGGI/AKAD  :           Tidak ada
6.      PONDOK                                      :           ada
b.      Pendidikan kepala keluarga
No.
Pendidikan KK
Jumlah
Presentasi
1
Tidak sekolah/tidak tamat SD
61
37
2
Tamat SD
80
49
3
Tamat SLTP
15
9
4
Tamat SLTA
5
3
5
Tamat Perguruan Tinggi/AKAD
4
2
6
Tamat Pasca sarjana
0
0
Jumlah
162
100
c.       Tingkat pendidikan penduduk
No.
Pendidikan KK
Jumlah
Presentasi
1
Tidak sekolah/tidak tamat SD
23
7
2
Tamat SD
95
32
3
Tamat SLTP
53
18
4
Tamat SLTA
110
38
5
Tamat Perguruan Tinggi/AKAD
7
2
6
Tamat Pasca sarjana
0
0
Jumlah
288
100

3.      DATA SOSIAL BUDAYA
a.       Sarana peribadatan
1.      Jumlah Mesjid        :           Tidak Ada
2.      Jumlah mushalla     :           1
b.      Sarana  olahraga
1.      Lapangan sepak bola          :           tidak ada
2.      Lapangan volley                 :           tidak ada
3.      Lapangan bulu tangkis       :           tidak ada
4.      Lapangan tenis meja           :           tidak ada
5.      Lain – lain (sebutkan)         :           tidak ada
c.       Tempat pertemuan / rapat warga  :      Menasah
4. ORGANISASI SOSIAL DAN TOKOH MASYARAKAT
a.         Organisasi Sosial masyarakat
1.      PKK                       :     ada/tidak               6.  PMR           :  ada/tidak
2.      Karang taruna         :     ada/tidak               7.  Kel.Belajar :     ada/tidak
3.      Dasa wisma                        :     ada/tidak               8.  Kel.Pengajian:  ada/tidak  
4.      LKMD                    :     ada/tidak               9.  Lain – lain              :
5.      Pramuka                  :     ada/tidak
b.         Tokoh Masyarakat
1.      Kepala Dusun         : ada                            5.   Ketua kel.pengajian: ada  
2.      Kepala lorong         :ada                             6.   Ketua kel.belajar:  ada
3.      Ketua dasa wisma  :tidak ada                    8.   Lain – lain
4.      Ketua karang taruna:tidak aada
c.       Peran serta masyarakat
II.      DATA KESEHATAN MASYARAKAT
A.    Data Kesehatan Lingkungan
1.      Perumahan
a.    Jumlah rumah
Ø  Permanen              :           45
Ø  Semi permanen     :           65
Ø  Darurat                 :           37
b.    Keadaan ventilasi
Ø  Baik                      :           111
Ø  Kurang                 :           24
Ø  Cukup                   :           12
2.      Sarana Air bersih
a.    Sumur gali (SGL)
1.      Swadaya                          :           55
2.      Bantuan pemerintah         :           tidak ada
b.    Sumur pompa tangan (SPT) dangkal/dalam
1.      Swadaya                          :           tidak ada
2.      Bantuan pemerintah         :           tidak ada
c.       Penampungan air hujan(PAH)
1.      Swaday                            :           tidak ada
2.      Bantuan pemerintah         :           tidak ada
d.      Perpipaan (PP) /PDAM/PAM
3.         Sarana jamban keluarga (JAGA)
Bentuk
Baik
%
Sedang
%
Kurang
%
Jumlah
%
Leher angsa
3
60




3
23
Cemplung
2
40
5
63


7
54
Umum


3
37


3
23
Dll








Jumlah
5
100

100


13
100
4.         Sarana pembuangan sampah
Bentuk
Baik
%
Sedang
%
Kurang
%
Jumlah
%
Bakar








Tanam








Timbun








Dll








Jumlah









B.     Status Gizi Masyarakat
1.      Balita
a.       Status gizi balita
Ø  Gizi baik                           :           58(100%)
Ø  Gizi kurang (BGM)          :           Tidak Ada
Ø  Gizi Buruk (BGM)           :           Tidak Ada
2.      Ibu hamil
a.       Jumlah Bumil                         :           6(100%)
b.      Jumlah bumil yang anemia     :           2(33%)
3.      Penduduk
a.       Jumlah penderita gondok       :           tidak ada
b.      Jumlah kurang gizi                 :           tidak ada
C.     Cakupan IMunisasi
1.      BCG                                             :           75%
2.      DPT I,II,III                                  :           75%
3.      Hepatitis B                                   :           85%
4.      Polio                                             :           56%
5.      TT Catin                                       :           85%
6.      TT Bumil                                      :           85%
D.    Akseptor KB
1.      Jumlah PUS (15-39)                     :           94 orang
2.      Jumlah Akseptor                          :           79 orang
Jenis
Jumlah
Presentasi
OP
45
56
Co ( condom)


Suntik
24
44
IUD


MOW


MOP


Implant


Lain – lain


Jumlah
79
100

3.      Jenis penyakit dan upaya penanggulangannya
Jenis Penyakit
Jumlah
%
Upaya Penanggulangannya
ISPA



DIARE
3
11
Berobat Ke Rs
TBC
5
20
Berobat Ke Rs
TYPUS


Berobat Ke Rs
REMATIK
3
11
Berobat Ke Rs
HIPERTENSI
8
30
Berobat Ke Rs
DM
7
28
Berobat Ke Rs
Gangguan Jiwa



E.     Fasilitas pelayanan kesehatan
1.      Jumlah RS/tempat tidur               :           Tidak Ada
2.      Jumlah Puskesmas Pustu              :           1
3.      Jumlah Pos kesehatan                  :           Tidak Ada
4.      Jumla posyandu POD                  :           Tidak Ada
5.      Jumla polindes                             :           Tidak Ada
6.      Jumla dokte pratek swasta           :           Tidak Ada
7.      Jumlah bidan praktek swasta       :           1
8.      Jumlah pengobatan tradisional     :           Tidak Ada
9.      Jumla apotek                                :           3
10.  Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
a.       Baik                                        :           95%
b.      Sedang                                   :          
c.       Kurang                                   :
F.     Petugas Kesehatan Kader
a.       Jumlah dokte umum/spesialis dokter gigi:          
b.      Jumlah perawat/bidan                              :          
c.       Jumlah PLKB desa                                  :          
d.      Jumlah Kader                                           :           5Orang
Kader gizi                                                            :
Kader kesehatan desa                              :
Kader kesehatan lingkungan                    :
Lain – lain (sebutkan)
G.    Kegiatan upaya  Kesehatan ( triwulan terakhir)
a.       Posyandu                         :           tanggal 12
b.      Pertemuan Kader             :
c.       Pelatihan Kader               :
d.      Penyuluhan Kesehatan     :
e.       Penyuluhan KB                :
f.       Lain – lain ( sebutkan)

H.    Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Penduduk
No.
Prilaku
Jumlah
%
1.
Bayi dilahirkan oleh petugas rumah sakit atau ibu hamil memeriksakan pada petugas kesehatan(untuk bumil) atau ibu ikut KB (untuk ibu PUS)
21

2.
Bayi sudah di imunisasi atau balita di timbang
35
57%
3.
Buang Air Besar di jamban
162
100%
4.
Menggunakan sumber air bersih
147
85%
5.
Tidak ada sampah yang berserakan
0
0%
6.
Menjadi anggota dana sehat
0


A.
Untuk kesehatan ibu dan anak
1.      Ibu hamil memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali ke sarana kesehatan
2.      Ibu yang akan bersalin melakukan persalinan di sarana kesehatan
3.      Ibu yang mempunyai bayi member ASI eklusif minimal 6 bulan
4.      Ibu yang membawa balitanya untuk ditimbang setiap bulan.

6

15

0

58
100%

100%

100%
B.
Untuk meningkatkan pertumbuhan
5.      Makan makanan yang bervariasi dengan gizi seimbang
6.      Makan garam beryodium
7.      Ibu hamil menambah makanan yang mengandung zat besi
8.      Mengamankan makanan dari pencemaran

15

5
6

123

3%
2%
75%
C.
9.      menggunakan WC/jamban bila buang air besar
10.  menggunakan air bersih terutama untuk keperluan minum dan makanan
11.  membuang sampah di tempat sampah dan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
12.  cuci ntangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum makan makanan
162
123

134


0
100%
55%
65%
D.

13.  Ibu hamil dan anak balita mengikuti imunisasi lengkap
14.  Memanfaatkan sarana kesehatan bila memerlukan pelayanan kesehatan
15.  Menjadi peserta dana sehat atau JPKM (jaminan  Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
16.  Melakukan pemeliharaan kesehatan mandiri antara lain dengan menyediakan kotak obat
58

162

162

57


100%


100%

100%


35%

B.     Hasil Pendataan
Distribusi Jumlah PUS dan WUS
Jumlah WUS
Jumlah PUS
164
94

 Distribusi Jumlah Balita
Jumlah Balita
Jumlah Bayi
58
15

Distribusi PUS yang menjadi akseptor KB

Jumlah PUS
Persentasi
Ya
79
84%
Tidak
15
16%

      Distribusi ibu hamil yang melakukan ANC

Jumlah bumil
Persentasi
Ya
                6
100%
Tidak
0
100%

Distribusi balita yang dapat imunisasi

Jumlah Balita
Persentasi
Lengkap
31
53%
Tidak Lengkap
27
47%

Distribusi Bayi yang sudah mendapatkan ASI Eklusif

Jumlah Balita
Persentasi
Ya
0
%
Tidak
0
%

Grafik Perbandingan Status Kesehatan






C.    Grafik  Keseluruhan











BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kegiatan PKL yang dilakukan oleh mahasiswa AKBid Darussalam Lhokseumawe yang  dilaksanakan mulai tanggal  20 Mei s/d 08 Juni 2013  di Desa Me Mtang Panyang Kecamatan Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara.
Setelah dilakukan pendataan pada minggu pertama, akhirnya berhasil mendapatkan data keluarga dan data kesehatan dari Desa namun belum menggambarkan semuanya karena system pendataan berdasarkan jumlah penduduk pada saat itu dan warga desa bersifat statis tidak terlalu banyak perubahan.
Berdasarkan tabulasi data yang dilakukan setelah pendataan maka ditemukan masalah Desa Me Mtang Panyang Kecamatan Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara,diantarany
Ø  Sedikitnya Ibu yang memberikan ASI ekslusif;
Ø  Masih rendahnya pengelolaan sampah;
Ø  Belum terbentuknya keorganisasian dana sehat
Dalam menjalankan Kegiatan PKL yang direncanakan bersama-sama dengan masyarakat dapat terlaksana sepenuhnya. Ini dilihat dari kemampuan mahasiswa dan faktor pendukung pelaksanaan kegiatan PKL, walaupun demikian dapat kami katakan kegiatan yang telah kami rencanakan berhasil kami laksanakan.

B.     Saran
1.      Masyarakat
Pemerintah desa ikut memantau perkembangan masalah dan membuat program jangka panjang untuk menyelasaikan masalah tersebut agar tidak semakin bertambah luas. Sehingga masyarakat desa yang sesuai dengan harapan pun akan segera terwujud. Oleh karena itu, pemerintah Desa pun harus ikutan didalam proses pemecahan masalahnya.
2.      Pendidikan
Diharapkan dalam pembekalan PKL hendaknya diberikan lebih intensif untuk memantapkan pengetahuan dan persiapan dalam pelaksanaan PKL sehingga dapat memaksimalkan pengolahan data dan mengefektifkan waktu untuk menyelesaikan permasalah yang ada di setiap dusun.
3.      Bagi Peserta
Menambah Pengetahuan dan pengalaman dalam rangka pengembangan dan penerapan teori penelitian sekaligus sebagai acuan dasar penelitian selanjutnya.















DAFTAR PUSTAKA
Roesli, Utami. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Elex Media Komputindo, Jakarta
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda, Jakarta.
Rosita, Syarifah. 2008. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Ayyana, Yogyakarta.
Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Kanisius, Yogyakarta.


 

No comments:

Post a Comment