1.
Pengertian
Analisis Sosial merupakan usaha untuk memperoleh gambaran yang
lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan antar berbagai
sub sistem dalam kehidupan masyarakat. Analisis sosial juga merupakan alat yang
memungkinkan kita menangkap realitas sosial yang kita geluti.
Analisis sosial berspektif gender merupakan langkah awal dalam
rangka penyusunan kebijakan, program,
dan kegiatan yang responsif gender. Ia adalah alat atau instrumen
yang variatif namun
kesemuanya dimulai dengan penyediaan data dan
fakta serta informasi
tentang gender, yaitu
data yang terpilah
antara laki-laki dan
perempuan serta dapat menggambarkan adanya kesenjangan gender.
Untuk analisis sosial berspektif gender diperlukan data gender,
data kuantitatif maupun kualitatif yang sudah terpilah antara laki-laki dan
perempuan. Data gender ini kemudian disusun menjadi indikator gender.
Untuk memudahkan pemahaman
dan bagaimana mengaplikasikan analisis gender, terlebih dahulu perlu
diketahui dan dilakukan beberapa hal seperti menghimpun masalah-masalah kesenjangan
gender dan faktor-faktor penyebabnya, mengetahui latar
belakang kesenjangan gender
yang biasanya terjadi
karena adanya diskriminasi
gender, antara kondisi
sebagaimana yang dicita-citakan (kondisi normatif) dengan kondisi sebagaimana
adanya (kondisi obyektif).
Diskriminasi ini biasanya berakar kuat dalam tradisi dan kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat, mengidentifikasi kesenjangan gender dari berbagai aspek guna menentukan isu gender secara menyeluruh, mengidentifikasi langkah-langkah intervensi atau tindakan yang diperlukan, yang merupakan kebijakan, program, serta rencana kegiatan yang dapat direalisasikan dengan memperhatikan kepentingan perempuan dan laki-laki. Analisis sosial berspektif gender membantu untuk memahami dan mengidentifikasi:
Diskriminasi ini biasanya berakar kuat dalam tradisi dan kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat, mengidentifikasi kesenjangan gender dari berbagai aspek guna menentukan isu gender secara menyeluruh, mengidentifikasi langkah-langkah intervensi atau tindakan yang diperlukan, yang merupakan kebijakan, program, serta rencana kegiatan yang dapat direalisasikan dengan memperhatikan kepentingan perempuan dan laki-laki. Analisis sosial berspektif gender membantu untuk memahami dan mengidentifikasi:
a.
Manakah
permasalahan kunci dalam suatu masyarakat.
b.
Manakah
kelompok dalam masyarakat yang mempunyai akses pada sumber-sumber daya
c.
Kaitan berbagai
sistem dalam masyarakat
d.
Potensi-potensi
yang ada dalam masyarakat
e.
Tindakan-tindakan
yang mengubah situasi dan yang memperkuat situasi
2.
Langkah praktis
dalam Analisis Sosial
a.
Langkah 1:
memasukkan data yang diamati ke dalam kolom-kolom:
1)
Sistem ekonomi,
yaitu cara masyarakat mengorganisir kebutuhan-kebutuhan hidup.
2)
Sistem
sosial-politik, yaitu cara mengorganisir pengambilan keputusan.
3)
Sistem budaya,
yaitu: membentuk kesepakatan untuk mengatur dirinya, kerangka acuan, nilai,
etika dan simbol-simbol
b.
Langkah 2:
mengorganisir data-data dalam setiap system dengan membuat
pernyataan-pernyataan pendek dan mencoba untuk masuk ke dalam infrastruktur
yang tak sadar dalam setiap system.
c.
Langkah 3,
menarik hukum umum (pola-pola hubungan
yang tetap) yang mengatur gerak dan hubungan system-sistem tsb, serta
menentukan manakah system yang paling menentukan (determinan).
3.
Ciri Analisis
Sosial
a.
Melibatkan
sebesar-besarnya anggota komunitas untuk mendefinisikan masalahnya, sedangkan
peneliti sekadar sebagai fasilitator.
b.
Melibatkan
adanya keberpihakan peneliti terhadap permasalahan atau hal yang diteliti.
c.
Menyangkut
banyak aspek (multidimensional).
d.
Dilakukan
secara intensif dan terus-menerus.
e.
Memperhatikan
relasi antar aktor/pelaku.
f.
Meneliti
tentang “akar masalah” yang menjadi penyebab dari munculnya berbagai masalah
dalam masyarakat.
g.
Pertajam
kepekaan terhadap kondisi dan budaya lokal.
4.
Kerangka Acuan
Pelaksanan Ansos
a.
Fokus analisis
pertama-tama memusatkan diri pada :
1)
Sistem-sistem yang
ada dalam komunitas.
2)
Dimensi-dimensi
obyektif (organisasi, pola perilaku, dan lembaga-lembaga sosial) dan subyektif
(kesadaran, nilai-nilai dan ideologi).
b.
Batas-Batas
ANSOS
a.
ANSOS tidak
dirancang untuk menyediakan jawaban atas pertanyaan “apa yang kita perbuat”.
b.
ANSOS bukanlah
sebuah kegiatan esoteris (untuk kelompok kecil) monopoli kaum intelektual.
c.
ANSOS bukan
perangkat yang “bebas nilai”. ANSOS memungkinkan kita untuk bergulat dengan
prasangka-prasangka kita sendiri, mengkritik asumsi-asumsi dasar kita dan
menggali horison-horison baru yang terbuka bagi kita. Proses diskusi dalam
kelompok mempunyai peranan yang sangat penting selama melakukan kunjungan
lapangan.
5.
Prinsip Dasar
Pendekatan Dalam Analisis Sosial
a.
Historis
Dengan mempertimbangkan konteks struktur yang saling berlainan dari
periode-periode yang berbeda, dan tugas strategi yang berbeda dalam tiap
periode
b.
Unsur-unsur
Struktural
Dengan menekankan pentingnya pengertian tentang bagaimana
masyarakat dihasilkan dan diinstruksikan serta bagaimana institusi-institusi
saling berhubungan dalam ruang sosial.
c.
Kandungan nilai
yang berorientasi pada keadilan sosial, khususnya bagi masyarakat yang rentan
dan miskin.
d.
Tidak dogmatis,
dapat menggunakan berbagai perspektif dan berbagai aliran analistis.
6.
Sistematika
Penyajian Laporan
a.
Tahap Konversi
(Pendahuluan) yang didalamnya memuat tentang hal-hal sebagai berikut:
1)
Jelaskan apa
yang menjadi pusat kepedulian (the centre of concern) kelompok Anda
selama melangsungkan persentuhan dengan komunitas.
2)
Kemukakan
nilai-nilai apa yang mendasari pusat kepedulian tersebut. Misal: penghargaan
terhadap martabat manusia.
3)
Kemukakan
pertanyaan-pertanyaan inti yang menjadi titik tolak dalam melakukan analisis
sosial.
b.
Tahap Deskripsi (Paparan Hasil), yang
didalamnya berisi tentang jawaban atas pertanyaan.
1)
Kemukakan
gambaran umum tentang situasi (secara historis dan struktural) yang relevan
dengan pusat kepedulian berdasarkan kategori menurut point-point dari pertanyaan inti 1.3. dalam bentuk matrik.
2)
Kemukakan hasil
observasi yang mendukung data-data point a. Dapat berupa hasil transeks
analisis, analisis pihak stakeholder, diagram musim, sosiogram, foto-foto dsb.
c.
Tahap Analisis
(Pembahasan), yaitu: di dalamnya berisi tentang hasil analisis dalam rangka
menggali hubungan-hubungan historis dan struktural yang membentuk situasi
sosial.
1)
Penjelasan
tentang faktor-faktor historis yang mempengaruhi terbentuknya situasi sosial.
2)
Penjelasan
tentang anatomi dan hubungan antara berbagai struktur ekonomi, politik, sosial
dan budaya, terhadap terbentuknya situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian
dalam proses analisis sosial.
3)
Penjelasan
tentang struktur utama yang mempengaruhi terbentuknya situasi sosial tersebut.
4)
Penjelasan
tentang nilai-nilai kunci yang bekerja dalam struktur utama tersebut.
5)
Penjelasan
tentang arah masa depan atas situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian dalam
proses ANSOS.
d.
Kesimpulan
berisi tentang kristalisasi dan dalil-dalil umum yang bisa ditarik dari situasi
sosial yang menjadi pusat kepedulian selama proses analisis sosial.
e.
Refleksi berisi
tentang buah-buah permenungan pergumulan dan persentuhan dengan komunitas
selama melakukan proses analisis sosial.
7.
Contoh Aplikasi
Analisis Sosial Untuk Agenda Aksi
a.
Langkah I :
Mengkonstruksi, konseptualisasi dan formulasi ulang atas indikator-indikator
yang ada dalam matrik struktur sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial
politik.
Contoh:
Sebelumnya : Terbentuknya pusat pesta
laut (nyadran) = gejala (event)
Menjadi : Sistem Kepercayaan
Masyarakat (Struktur Budaya)
Intinya, kriteria rumusan indikator yang benar adalah:
1)
Tingkat
abstraksi dari masing-masing indikator haruslah yang bersifat struktural, bukan
pattern, apalagi event.
2)
Nyatakan dalam
bentuk variabel
3)
Nyatakan dalam
bentuk kata benda
4)
Setiap
indikator harus dengan jelas memberikan gambaran siapakah aktor kuncinya
b.
Langkah II:
Melakukan analisis hubungan (relasi) antar variabel ke dalam sebuah
diagram afinitas.
Contoh:
|
c.
Langkah III:
Menentukan faktor kritis (persoalan utama yang berhubungan dengan pusat
kepedulian selama live in) sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi. Hal itu
dapat dilakukan dengan cara melihat
variabel yang paling banyak memberikan sumbangan bagi terbentuknya situasi
sosial yang menjadi pusat kepedulian kita. Dalam contoh di atas terdapat dua
variabel yang sangat menentukan eksistensi masyarakat lokal, yaitu: Kebijakan
Pariwisata dan Mekanisme Sosial.
d.
Langkah
IV: Memasukkan elemen-elemen faktor kritis ke dalam sirip-sirip yanga ada di
dalam diagram Ishikawa. Misal: Kebijakan Pariwisata
1)
Akibat
merupakan kristalisasi persoalan yang konsisten dengan pusat kepedulian.
2)
“Tanda
panah” ( ) di dalam sirip ikan
berisi pola–pola (patterns) yang muncul pada masing-masing elemen. Contoh:
Dalam elemen tata ruang polanya adalah:
a)
Masyarakat
menjadi obyek kebijakan
b)
Tidak
memanfaatkan potensi lokal
c)
Minimnya
fasilitas pendukung
d)
tidak ramah
lingkungan
e.
Langkah V:
Mentransformasikan unsur-unsur dalam diagram Ishikawa ke dalam Agenda Aksi,
dengan cara sebagai berikut:
1)
Kepala ikan
menjadi : Nama Program
2)
Sirip-sirip
ikan menjadi : Bentuk-bentuk Aktivitas
3)
Anak-anak sirip
ikan menjadi : Keluaran Aktivitas
Contoh:
Berdasarkan diagaram Ishikawa di atas, maka rumusannya menjadi
sebagai berikut:
Nama Program: Advokasi Kebijakan Pariwisata Dalam Rangka Penguatan
Posisi Masyarakat Pesisir di Pantai Krakal
Gunung Kidul
Bentuk-bentuk Aktivitas:
1) Pembentukan Kelompok Pemantau Kebijakan Wisata
2) Studi pemetaan kebutuhan Wisata
3) Pemetaan lokasi-lokasi potensial untuk
pengembangan Wisata
Keluaran (Output) Aktivitas:
Terdapat minimal 2 kelompok pemantau kebijkan
wisata dalam 1 tahun
f.
Langkah VI: Jabarkan bentuk-bentuk kegiatan tersebut ke
dalam matrik agenda aksi:
Bentuk
Aktivitas
|
output
|
Dampak
yang diharapkan
|
pelaksanaan
|
Durasi
waktu
|
Estimasi
biaya
|
kak gambarnya eror
ReplyDeleteuda di perbaiki
ReplyDeletelumayan
ReplyDelete