Laman

Translate

Sunday, September 13, 2015

KONSEP DAN METODE ANALISA SOSIAL BERSPEKTIF GENDER DI KOMUNITAS


1.      Pengertian
Analisis Sosial merupakan usaha untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan antar berbagai sub sistem dalam kehidupan masyarakat. Analisis sosial juga merupakan alat yang memungkinkan kita menangkap realitas sosial yang kita geluti.
Analisis sosial berspektif gender merupakan langkah awal dalam rangka penyusunan kebijakan,  program, dan  kegiatan yang responsif  gender. Ia adalah alat atau  instrumen  yang  variatif  namun  kesemuanya  dimulai  dengan penyediaan  data dan  fakta  serta  informasi  tentang  gender,  yaitu  data  yang  terpilah  antara  laki-laki  dan  perempuan serta dapat menggambarkan adanya kesenjangan gender.

Untuk analisis sosial berspektif gender diperlukan data gender, data kuantitatif maupun kualitatif yang sudah terpilah antara laki-laki dan perempuan. Data gender ini kemudian disusun menjadi indikator gender. Untuk  memudahkan  pemahaman  dan  bagaimana  mengaplikasikan  analisis gender, terlebih dahulu perlu diketahui dan dilakukan beberapa hal seperti menghimpun  masalah-masalah  kesenjangan  gender dan faktor-faktor penyebabnya, mengetahui  latar  belakang  kesenjangan  gender  yang  biasanya  terjadi  karena  adanya  diskriminasi  gender,  antara  kondisi  sebagaimana  yang  dicita-citakan  (kondisi normatif) dengan kondisi sebagaimana adanya (kondisi obyektif). 
Diskriminasi ini biasanya berakar kuat dalam tradisi dan kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat, mengidentifikasi  kesenjangan  gender  dari  berbagai  aspek  guna menentukan isu gender secara menyeluruh, mengidentifikasi  langkah-langkah  intervensi  atau  tindakan  yang diperlukan, yang merupakan kebijakan, program, serta rencana kegiatan yang dapat direalisasikan dengan memperhatikan kepentingan perempuan dan laki-laki. Analisis sosial berspektif gender membantu untuk memahami dan mengidentifikasi:
a.       Manakah permasalahan kunci dalam suatu masyarakat.
b.      Manakah kelompok dalam masyarakat yang mempunyai akses pada sumber-sumber daya
c.       Kaitan berbagai sistem dalam masyarakat
d.      Potensi-potensi yang ada dalam masyarakat
e.       Tindakan-tindakan yang mengubah situasi dan yang memperkuat situasi

2.      Langkah praktis dalam Analisis Sosial
a.       Langkah 1: memasukkan data yang diamati ke dalam kolom-kolom:
1)      Sistem ekonomi, yaitu cara masyarakat mengorganisir kebutuhan-kebutuhan hidup.
2)      Sistem sosial-politik, yaitu cara mengorganisir pengambilan keputusan.
3)      Sistem budaya, yaitu: membentuk kesepakatan untuk mengatur dirinya, kerangka acuan, nilai, etika dan simbol-simbol
b.      Langkah 2: mengorganisir data-data dalam setiap system dengan membuat pernyataan-pernyataan pendek dan mencoba untuk masuk ke dalam infrastruktur yang tak sadar dalam setiap system.
c.       Langkah 3, menarik  hukum umum (pola-pola hubungan yang tetap) yang mengatur gerak dan hubungan system-sistem tsb, serta menentukan manakah system yang paling menentukan (determinan).

3.      Ciri Analisis Sosial
a.       Melibatkan sebesar-besarnya anggota komunitas untuk mendefinisikan masalahnya, sedangkan peneliti sekadar sebagai fasilitator.
b.      Melibatkan adanya keberpihakan peneliti terhadap permasalahan atau hal yang diteliti.
c.       Menyangkut banyak aspek (multidimensional).
d.      Dilakukan secara intensif dan terus-menerus.
e.       Memperhatikan relasi antar aktor/pelaku.
f.       Meneliti tentang “akar masalah” yang menjadi penyebab dari munculnya berbagai masalah dalam masyarakat.
g.      Pertajam kepekaan terhadap kondisi dan budaya lokal.

4.      Kerangka Acuan Pelaksanan Ansos
a.       Fokus analisis pertama-tama memusatkan diri pada :
1)      Sistem-sistem yang ada dalam komunitas.
2)      Dimensi-dimensi obyektif (organisasi, pola perilaku, dan lembaga-lembaga sosial) dan subyektif (kesadaran, nilai-nilai dan ideologi).
b.      Batas-Batas ANSOS
a.       ANSOS tidak dirancang untuk menyediakan jawaban atas pertanyaan “apa yang kita perbuat”.
b.      ANSOS bukanlah sebuah kegiatan esoteris (untuk kelompok kecil) monopoli kaum intelektual.
c.       ANSOS bukan perangkat yang “bebas nilai”. ANSOS memungkinkan kita untuk bergulat dengan prasangka-prasangka kita sendiri, mengkritik asumsi-asumsi dasar kita dan menggali horison-horison baru yang terbuka bagi kita. Proses diskusi dalam kelompok mempunyai peranan yang sangat penting selama melakukan kunjungan lapangan.

5.      Prinsip Dasar Pendekatan Dalam Analisis Sosial
a.       Historis
Dengan mempertimbangkan konteks struktur yang saling berlainan dari periode-periode yang berbeda, dan tugas strategi yang berbeda dalam tiap periode
b.      Unsur-unsur Struktural
Dengan menekankan pentingnya pengertian tentang bagaimana masyarakat dihasilkan dan diinstruksikan serta bagaimana institusi-institusi saling berhubungan dalam ruang sosial.
c.       Kandungan nilai yang berorientasi pada keadilan sosial, khususnya bagi masyarakat yang rentan dan miskin.
d.      Tidak dogmatis, dapat menggunakan berbagai perspektif dan berbagai aliran analistis.



6.      Sistematika Penyajian Laporan
a.       Tahap Konversi (Pendahuluan) yang didalamnya memuat tentang hal-hal sebagai berikut:
1)      Jelaskan apa yang menjadi pusat kepedulian (the centre of concern) kelompok Anda selama melangsungkan persentuhan dengan komunitas.
2)      Kemukakan nilai-nilai apa yang mendasari pusat kepedulian tersebut. Misal: penghargaan terhadap martabat manusia.
3)      Kemukakan pertanyaan-pertanyaan inti yang menjadi titik tolak dalam melakukan analisis sosial.
b.       Tahap Deskripsi (Paparan Hasil), yang didalamnya berisi tentang jawaban atas pertanyaan.
1)      Kemukakan gambaran umum tentang situasi (secara historis dan struktural) yang relevan dengan pusat kepedulian berdasarkan kategori menurut point-point dari  pertanyaan inti 1.3. dalam bentuk matrik.
2)      Kemukakan hasil observasi yang mendukung data-data point a. Dapat berupa hasil transeks analisis, analisis pihak stakeholder, diagram musim, sosiogram, foto-foto dsb.
c.       Tahap Analisis (Pembahasan), yaitu: di dalamnya berisi tentang hasil analisis dalam rangka menggali hubungan-hubungan historis dan struktural yang membentuk situasi sosial.
1)      Penjelasan tentang faktor-faktor historis yang mempengaruhi terbentuknya situasi sosial.
2)      Penjelasan tentang anatomi dan hubungan antara berbagai struktur ekonomi, politik, sosial dan budaya, terhadap terbentuknya situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian dalam proses analisis sosial.
3)      Penjelasan tentang struktur utama yang mempengaruhi terbentuknya situasi sosial tersebut.
4)      Penjelasan tentang nilai-nilai kunci yang bekerja dalam struktur utama tersebut.
5)      Penjelasan tentang arah masa depan atas situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian dalam proses ANSOS.
d.      Kesimpulan berisi tentang kristalisasi dan dalil-dalil umum yang bisa ditarik dari situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian selama proses analisis sosial.
e.       Refleksi berisi tentang buah-buah permenungan pergumulan dan persentuhan dengan komunitas selama melakukan proses analisis sosial.

7.      Contoh Aplikasi Analisis Sosial Untuk Agenda Aksi
a.       Langkah I : Mengkonstruksi, konseptualisasi dan formulasi ulang atas indikator-indikator yang ada dalam matrik struktur sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik.
Contoh:
Sebelumnya     :  Terbentuknya pusat pesta laut (nyadran) = gejala (event)
Menjadi           :  Sistem Kepercayaan Masyarakat (Struktur Budaya)
Intinya, kriteria rumusan indikator yang benar adalah:
1)      Tingkat abstraksi dari masing-masing indikator haruslah yang bersifat struktural, bukan pattern, apalagi event.
2)      Nyatakan dalam bentuk variabel
3)      Nyatakan dalam bentuk kata benda
4)      Setiap indikator harus dengan jelas memberikan gambaran siapakah aktor kuncinya     
b.      Langkah II: Melakukan analisis hubungan (relasi) antar variabel ke dalam sebuah diagram afinitas.
Contoh:

Lemahnya Posisi    Masyarakat Lokal Di tengah Perkembangan Wisata



c.       Langkah III: Menentukan faktor kritis (persoalan utama yang berhubungan dengan pusat kepedulian selama live in) sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara melihat  variabel yang paling banyak memberikan sumbangan bagi terbentuknya situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian kita. Dalam contoh di atas terdapat dua variabel yang sangat menentukan eksistensi masyarakat lokal, yaitu: Kebijakan Pariwisata dan Mekanisme Sosial.
d.      Langkah IV: Memasukkan elemen-elemen faktor kritis ke dalam sirip-sirip yanga ada di dalam diagram Ishikawa. Misal: Kebijakan Pariwisata





Keterangan:
1)      Akibat merupakan kristalisasi persoalan yang konsisten dengan pusat kepedulian.
2)      “Tanda panah” (        ) di dalam sirip ikan berisi pola–pola (patterns) yang muncul pada masing-masing elemen. Contoh: Dalam elemen tata ruang polanya adalah:
a)      Masyarakat menjadi obyek kebijakan
b)      Tidak memanfaatkan potensi lokal
c)      Minimnya fasilitas pendukung
d)     tidak ramah lingkungan
e.       Langkah V: Mentransformasikan unsur-unsur dalam diagram Ishikawa ke dalam Agenda Aksi, dengan cara sebagai berikut:
1)      Kepala ikan menjadi : Nama Program
2)      Sirip-sirip ikan menjadi : Bentuk-bentuk Aktivitas
3)      Anak-anak sirip ikan menjadi : Keluaran Aktivitas
Contoh:
Berdasarkan diagaram Ishikawa di atas, maka rumusannya menjadi sebagai berikut:
Nama Program: Advokasi Kebijakan Pariwisata Dalam Rangka Penguatan Posisi Masyarakat Pesisir di Pantai Krakal  Gunung Kidul
Bentuk-bentuk Aktivitas:
1)      Pembentukan Kelompok Pemantau Kebijakan Wisata
2)      Studi pemetaan kebutuhan Wisata
3)      Pemetaan lokasi-lokasi potensial untuk pengembangan Wisata
Keluaran (Output) Aktivitas:
Terdapat minimal 2 kelompok pemantau kebijkan wisata dalam 1 tahun
f.       Langkah VI: Jabarkan bentuk-bentuk kegiatan tersebut ke dalam matrik agenda aksi:
Bentuk Aktivitas
output
Dampak yang diharapkan
pelaksanaan
Durasi waktu
Estimasi biaya

















3 comments: